
Sebelum pandemi, kita mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kita hanya bisa tinggal di rumah dari pagi hingga malam.
Padahal, rumah sekarang menjadi tempat bekerja, olah raga, sekolah dan banyak hal yang tadinya tidak mungkin dilakukan.
Pada awal abad ke-20, Carl Jung, ahli teori dan psikiater Swiss, mengatakan bahwa rumah itu sangat simbolis dan penting secara psikologis. Lebih dari sekedar tempat berlindung, rumah adalah cerminan diri dan identitas kita.
Cara kita mengatur dan menerapkan pembagian ruang di rumah terkait erat dengan narasi batin kita dan keadaan pikiran kita. Kesehatan Tubuh dan Jiwa
Banyak penelitian modern mendukung gagasan ini, meletakkan dasar bagi psikologi lingkungan, atau mempelajari bagaimana lingkungan yang kita pedulikan memengaruhi suasana hati dan perilaku kita.
Faktanya, mulai dari cara mengatur sofa hingga banyaknya sinar matahari di dalam ruangan dapat memengaruhi kesehatan fisik dan emosional kita. Kesehatan Tubuh
“Cara rumah diatur, didekorasi, dan diperaboti dapat disembuhkan untuk membangkitkan berbagai perasaan yang berfungsi sebagai bentuk pengaturan emosional,” kata Lindsay T. Graham, PhD, spesialis penelitian di Pusat Lingkungan Buatan di Universitas dari California di Berkeley, CA.
Berikut 8 solusi berbasis penelitian untuk meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan serta mengubah rumah Anda menjadi tempat perlindungan.
Read More: 5 Vulnerable Problems Affecting the Scalp, Trigger Discomfort
1 Amati kondisi rumah dan perbaiki
Lihatlah sekeliling rumah kita, lihat apakah ada yang rusak dan perlu diperbaiki atau diganti, apakah dekorasinya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Kesehatan Jiwa
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darby Saxbe Ph.D, seorang peneliti di Universitas California-Los Angeles, mereka yang menganggap rumah mereka semrawut lebih cenderung mengalami pemulihan yang lebih lemah dari hormon stres kortisol.
Di sisi lain, orang yang merasa rumahnya nyaman dan rapi cenderung lebih santai.
2 Periksa kekacauan
“Melihat tumpukan benda di mana-mana akan merangsang otak kita, membuatnya bekerja lebih keras dan menghabiskan sumber daya kita,” kata Darby Saxbe.
Ia mengungkapkan bahwa gangguan tersebut merupakan petunjuk visual yang dapat mengingatkan kita akan suatu aktivitas yang akan dilakukan, sehingga membebani sistem respons stres kita. vitamin dan suplemen
Untuk itu, kita harus mengontrol kekacauan rumah dengan mulai membersihkan dan tidak menumpuk pekerjaan rumah lainnya.
Tidak ada salahnya “menyembunyikan” barang-barang kecil yang berantakan di laci atau kotak penyimpanan di rumah.
Baca juga: 5 cara menambah ruang penyimpanan di rumah
3 Pilih warna yang cocok
Chromotherapy (atau chromotherapy) telah lama dipraktikkan sebagai bentuk penyembuhan holistik, dengan fokus pada bagaimana spektrum cahaya dan warna memengaruhi suasana hati dan energi.
Memang ini bukan ilmu pasti, karena persepsi tentang warna sering kali dipengaruhi oleh pengalaman dan referensi budaya sebelumnya.
Beberapa warna memiliki arti tersendiri, misalnya biru dan hijau bisa membuat kita lebih rileks.
4 Atur penataan furnitur
Letak furnitur atau barang di dalam rumah juga bisa memengaruhi cara pemiliknya bersosialisasi.
Para peneliti menunjukkan bagaimana kursi di teras dapat memfasilitasi “ekspresi emosional” (juga dikenal sebagai obrolan ringan), mengaturnya dalam konfigurasi berbentuk L, di mana dua orang saling berhadapan dalam kondisi tidur yang nyaman.
5 Sesuaikan eksposur
“Pencahayaan yang dapat diredupkan sangat penting untuk rumah yang bahagia,” kata dekorator Gelfand.
Penelitian menunjukkan bahwa ruangan yang banyak terpapar sinar matahari ternyata justru menimbulkan stres karyawan, yang kini bisa juga terjadi pada mereka yang menjalankan Work From Home (WFH).
Untuk mengatasinya, pasang gorden agar sinar matahari tidak terlalu menyengat di dalam ruangan.